Oh Adinda , wajahmu nan cantik dihiasi jilbab laksana indahnya kubah Masjid di Depok yg dihiasi emas
Oh Adinda , sinar matamu sejuk laksana pancuran air wudhu
Oh Adinda , tebalnya alismu laksana tebalnya huruf AlQuran di awal Juz
Oh Adinda , tipisnya bibirmu laksana tipisnya Kitab Mukhtashor Jiddan
Oh Adinda , kata-katamu penuh hikmah laksana Kitab Al-Hikam
Oh Adinda , suaramu indah laksana lantunan ayat-ayat Al-Quran
Oh Adinda , kata-katamu penuh pengajaran bagi yg mendengarnya laksana Kitab Ihya ‘Ulumiddin
Oh Adinda , kulitmu putih bersih nan halus laksana Mukena yg baru dibeli di Pasar Tanah Abang
Tapi Adinda , waktu demi waktu … hari demi hari kulitmu menjadi kasar , kusam dan pecah-pecah laksana bedug Musholla Al-Hikmah
DINDA…….
Dinda, jangan kau goda mata ini dengan dandanan yang banyak membuka aurat mu………
Jangan sampai aku tak sanggup menahan nafsu hingga Allah membenci ku……..
Dinda jangan keluarkan kata merdu dari kalbu mu……
ku takut jantung ini berdetak tak beraturan hingga gejolak darah muda tak mampu ku tahan….
Dinda….. Jangan beri sedikitpun kesempatan pada ku tuk menyentuh mu, karena itu awal dari nafsu menguasai ku yang akan selalu menagih jika aku bertemu dengan mu.
Dinda… Jangan mau jika ku ajak pergi berduaan, karena aku takut curi-curi kesempatan hingga terbuai oleh syahwat yang terus memburu kenikmatan semu.
Aku ingin kedekatan kita bukan malah menjauhkan kita dari Syurga…. Aku tak ingin kedekatan ini membuahkan kita berdua masuk neraka…..
Andai aku bukan yang terbaik untuk mu, ku rela lepaskan atribut cinta ku pada mu… Demi tuk menjadi yang terbaik bagi Allah.
Biarlah aku menangis menahan rindu gejolak nafsu pada mu demi ketakutan ku dari siksa Rabb-ku…. Dari pada aku menangis karena diputus cinta oleh mu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar